Bukti Paleontologi Naik Drastisnya Muka Air Laut
Sejumlah pulau kecil di kepulauan Cook mulai tenggelam akibat mencairnya lapisan es abadi di kutub.
KabarIndonesia - Pemanasan global yang mencairkan lapisan es abadi di kawasan kutub, diketahui akan berdampak pada naiknya muka air laut. Namun sejauh ini laju kenaikannya belum dapat dihitung secara akurat.
Dalam siklus zaman es dan zaman yang lebih hangat yang datang silih berganti, Bumi telah berulangkali mengalami fase turun dan naiknya muka air laut. Sejarah geologi menunjukkan, kenaikan muka air laut akibat mencairnya lapisan es di kutub dapat berlangsung dalam tempo amat cepat. Indikasinya ditemukan oleh guru besar mikro-paleontologi di Universitas Tübingen Jerman, Prof. Michael Kucera. Penelitian fossil mikro-organisme pada sedimen berusia ratusan ribu tahun, menunjukkan zaman dimana terjadi kenaikan muka air laut lebih dari enam meter.
Para peneliti mikro-paleontologi melakukan pemboran lapisan sedimen Bumi untuk membaca sejarah geologi selama beberapa juta tahun terakhir. Inti bor yang terdiri dari struktur lapisan sedimen selama berjuta-juta tahun itu, dapat dibaca seperti lingkaran pertumbuhan pada batang pohon.
Pakar mikropaleontologi dari Universitas Tübingen, Prof. Michael Kucera menjelaskan : “Kita dapat menggambarkan pembentukan lapisan sedimen seperti pertumbuhan pohon. Seiring dengan waktu, lapisan baru akan terbentuk di atas lapisan sedimen lama. Dari inti bor, kita ibaratnya membaca sebuah buku secara terbalik dari belakang ke depan, dari fossil mikro apa yang dapat kita temukan di masa lalu tsb.“
Banyak mikro organisme di zaman purba yang sangat mirip dengan mikro organisma modern. Dengan begitu para pakar dapat melakukan penelitian, bagaimana kondisi mikro organisme ini semasa hidupnya? Unsur apa yang tertimbun dalam tubuh mikro organisme tsb? Habitat seperti apa yang mereka perlukan?
Pakar mikropaleontologi Jerman, Prof. Michael Kucera memberikan analoginya dengan penelitian flora dan fauna modern. Misalnya saja para peneliti melakukan ekspedisinya, untuk meneliti jenis apa yang hidup di kawasan tropis atau di kawasan laut dingin. Mereka juga meneliti, bagaimana proses terbentuknya cangkang binatang ini? Unsur kimia apa yang tersedimentasi atau terurai? Bagaimana kaitan antara komposisi kimia dengan suhu permukaan air bagi kehidupan mikro organisme tsb? Dari berbagai data yang dihimpun, para ilmuwan dapat memperkirakan, bagaimana kondisi kehidupan beberapa ratus ribu tahun yang lalu.
Sumber berita Deutsche Welle
Tidak ada komentar:
Posting Komentar